Hasratku Wanita

Aku Terpaksa Berhubungan Sex Dengan Petugas Perpustakaan Demi Tugas Skripsi


Cerita Skandal Sex Abg | Perkenalkan namaku adalah Melinda, tetapi orang-orang memangilku Linda dan Umurku 20 tahun lalu aku memilik wajah yang sangat cantik. Aku tidak sombong namun demikianlah pendapat orang-orang terhadapku. tubuhku putih mulus langsing dengan perut rata, rambutku juga hitam panjang seperti layaknya model iklan shampo. Selain itu aku dikarunia body yang seksi. Dengan kulitku yg putih mulus, ditambah lagi bulatan buah dadaku yang lumayan montok namun indah bentuknya, dan juga betisku yang bak pualam menjadikanku `incaran` laki-laki.

Sebagai seorang mahasiswi, aku selalu berhubungan dengan buku, apalagi ketika menjelang ujian pasti tugas menumpuk. Ada yang kubeli sendiri dan ada juga yang meminjam dari perpustakaantakaan. Untuk buku-buku teks aku selalu meminjam dari perpustakaantakaan karena lengkap. Terkadang aku juga meminjam skripsi tahun-tahun lalu untuk melengkapi referensiku.

Tetapi sejak bulan lalu mahasiswa jurusanku dilarang untuk meminjam atau menfotocopy skripsi maupun tesis. Hal itu karena banyaknya skripsi yang marak diplagiat. Aku tentu kurang suka dengan kebijakan tersebut, karena aku paling malas duduk lama-lama diperpustakaan hanya untuk baca buku atau pun mencatat.

Hari itu hari jumat, perpustakaan akan tutup jam 4 sore. Aku sengaja datang tepat jam 4 (jadi sebelum perpustakaan tutup). Kulihat lampu perpustakaan sudah sebagian dimatikan dan monitor komputer juga. Di dalam perpustakaan tinggal 1 orang lagi petugas sedangkan yang lain sudah pulang. Petugas itu bernama Pak Rio, Usianya kira-kira 40-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari. dia sedang membereskan buku-buku yang berserakan dimeja.

“Sudah mau tutup ya, Pak?” tanyaku mengejutkanya.

Dia menatapku lalu berkata

“Ya iya atuh,neng, kan sudah jam 4”.

“Aya naon?” katanya sambil mencuri-curi melihat ketubuhku.

Waktu itu aku cuma mengenakan kaos oblong ketat dan semi transparan, sehingga lekuk buah dadaku tercetak. Aku agak grogi juga dilihatin seperti itu.

“Ngggak, Pak….. mau minta tolong aja, Mau minjam buku, Masih bisa ga?” ujarku.

“Ya udah sok lah.. tapi cepat ya neng. Bapak mau pulang ini!”

“Tapi pak saya mau minjam buku skripsi angkatan 96 judulnya ****. Bisa ga, pak? tanyaku memelas kepadanya.

“Yah nggak bisa atuh neng. Kan ada peraturannya dari ketua jurusan nggak bisa minjam skripsi. Nanti kalau ketahuan saya yang dimarahin atuh” Ujarnya dengan logat sunda yang khas.

“Iya tapi gimana dong Pak, Ada tugas mendadak yang mau dikumpulin besok dan bahannya dari sana. Kalau nggak ngumpulin nilai tugas saya bisa nol. Bisa ya pak” rengakku manja sambilo menarik-narik tangannya.

Dia tetap menolak dengan tegas. Akhirnya aku utarakan bahwa nanti aku kasih rokok agar dia mau. Tapi dia menolak. Wah harus cara lain nih. Maka timbul ide gilaku. gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmatinya sehingga aku dapat meminjam buku maha penting itu. Aku yakin dia tidak akan menolak. Masa sih ada orang yang menolak bercinta dengan gadis muda dan cantik. Dan aku memang sudah lama ingin menggodanya.

“Pak ada nggak cara lain agar Linda bisa pinjam skripsi itu?” tanyaku sambil menatap matanya.

“Maksud neng apa?” tanyanya sambil duduk disebuah kursi.

“Bagaimana dengan ini?” tanyaku sambil membuka bajuku. Aku nekat melepaskan bajuku dihadapannya. Dia kaget bukan main. Matanya melotot hampir copot ketika memandang buah dadaku yang masih ditutupi BH hitam tersebut.

“Ayolah Pak. Masa tidak bisa” Tanyaku sambil meremas buh dadaku.

“Linda.. ke..a……..” katanya terpatah-patah karena gugup.

Kemudian aku mendekat, kubuka kacamatanya. Wajahku mendekati wajahnya dan berbisik pelan setengah mendesah,

“Ayolah Pak, masa bapak tidak mau meminjamkan buku itu. Bagaimana kalau saya tukar dengan dada saya ini?”. Tanyaku makin bikin dia gemetaran. Dia mencoba meminum air putih yang ada dimeja didepannya.

Dia makin terperangah apalagi ketika aku mulai mencari kait BH hitamku dipunggung untuk melepaskannya. Kulepas bhku sehingga buah dadaku seperti mau meloncat keluar, karena tertahan BH yang kekecilan. Matanya melotot mengamat-ngamati buah dadaku. Kemudian kutarik tangannya dan kuarahkan kedadaku. Perlahan-lahan dielusnya buah dada montokku yang berukuran 35, dgn puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus.

“Mmppphhhhh… Pak” desahku menggodanya. Tangannya yang kasar sangat kontras dengan buah dadaku yang halus, namun terasa nikmat.

“Payudaramu mantap juga yah Linda, indah dan montok,” pujinya.

“Ayo, pak nikmati aja selagi bisa. Asal bapak mau minjamin buku itu, apa aja yang bapak minta akan saya berikan” bisikku lirih ditelinganya.

Mendengar itu dia lalu mendudukanku di meja perpustakaan itu. Posisiku menghadap kearahanya dengan payudaraku tepat didepan wajahnya. Dia lalu mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sebuah jilatan menyapu putingku disusul dengan gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar.

“Mmpphhhhh…ayo pak nikmatin sepuasmu..oogghh..oogghh…”

Puas menjilati buah dadaku, dia kemudian memelukku, sambil berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kuremas-remas kontolnya dari balik celananya. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Sambil berciuman tanganku mulai melepas kancing-kancing bajunya. Dadanya yang bidang membuatku makin bernafsu saja. Dia membantuku melepaskan ikat pinggang dan celananya. Segera kumasukkan tanganku kedalam CD nya. Kontolnya lumayan besar dan cukup kokoh dengan dihiasi sedikit urat.

Ku kocok dan kuremas kontol itu. Tak lama kemudian dia melepaskan celana dalamnya nya sehingga terpampanglah batang kemalauannnya yang besar dan panjang itu. Kontolnya mengingatkanku pada kontol satpam rumahku. Besar dan kokoh walau tidak begitu panjang. Aku sudah tidak sabar utk mengulumnya. Maka kuturunkan badanku perlahan-lahan hingga berlutut di hadapannya. Kontol dalam genggamanku itu kucium dan kujilat disertai sedikit kocokan. Kontol hitam itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya. Sekarang kubuka mulutku untuk memasukkan kontol itu.

Hhmm.. enak sekali rasanya kontol tuanya. hampir sedikit lagi masuk seluruhnya kemulutku tapi tidak kupaksakan karena sudah mentok di tenggorokanku. Dalam mulutku kontol itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala kontolnya. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajah dia menikmati kulumanku. Dia menikmati sekali permainan lidahku , dia terus merem-melek dan mengerang tak henti-hentinya saat kontolnya kukulum. Lama juga aku mengulumnya, sampai mulutku pegal, akhirnya dia suruh aku berhenti agar tidak cepat-cepat keluar.

Dia lalu mengangkatku keatas meja besar di perpustakaan itu. Dibukanya rok mini yg kugunakan berikut celana dlm ku. Matanya tidak berkedip menatap tubuh telanjang seorang gadis cantik yang masih sangat muda. Tiba-tiba dengan bernafsu dia bentangkan kedua pahaku. Matanya seperti mau copot memandangi memekku yg merah merekah diantara bulu-bulu hitam yang lebat. Sebentar kemudian lidahnya mulai menjilati bibir memekku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dalam lubang memekku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi buah dadaku.

“Ouuuggghhhhhhh.. .!” aku benar-benar menikmatinya, mataku terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang oleh sensasi permainan lidah dia.

Aku mendesah pelan meremas rambutnya yang tipis, kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding memekku, yang paling nikmt adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku, duhh.. rasanya geli seperti mau ngompol. Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku.

Di dalam ruangan perpustakaan itu semakin panas saja, dimana Pak Rio sang penjaga perpustakaan sedang menikmati tubuhku.

“Aku sudah tak tahan lagi. Ayo pak, masukin ”Pintaku sambil menarik kepalanya dari memekku.

Kudorong tubuhnya untuk telentang diatas meja perpustakaan itu. Aku ingin aku yang memegang kendali dengan gaya woman on top. Perlahan-lahan kuangkat tubuku dan kududuki perutnya. Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan memekku kekontolnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearah batangnya yang sudah sangat tegang. Dia memegang kontolnya siap menerima jepitan memekku.

Kontolnya kesulitan menerobos memekku yang masih rapet. Kepala kontolnya yang besar itu mencoba menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. aku terus berusaha menekankan memekku yang memang sudah sangat basah ke dalam miliknya. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang memekku terisi Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku.

“Pak…aakkhh!” desahku dengan tubuh menegang. aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.

Sama sepertiku dia juga mendesah menyebut namaku saat kontolnya amblas ditelan memekku.

“Linda……a……ooohhh…..enak sekali….” dia mendesah nikmat.


Lambat laun rasa nikmat mulai menjalar ke tubuhku. secara perlahan-lahan aku lalu menaik-turunkan tubuhku diatas kontolnya. Kupacu kejantannya dengan goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yang besar itu. Ntah kenapa aku menjadi gadis yang liar saat iu. Biasanya aku hanya pasrah dan lawan mainku yang banyak `bekerja`, tapi sekarang aku yang aktif memicu kenikmatan diatas kontol Pak Rio.

Pak Rio memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di memek seorang gadis 20 tahun, mahaisswi dikampusnya, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan menikmati tubuh seorang gadis muda. Tubuhku terlonjak-lonjak menahan persetubuhan yang sensasional ini. Badanku tertekuk sehingga membuat payudaraku semakin membusung ke depan. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dengan baik. Sambil ikut mengoyangkan pantatnya dia juga meraih kedua payudaraku. Diremas dan dipilinnya benda kenyal itu hingga makin membusung tegak.

“Ooooooohhkkkk…!”Aku semakin menjerit keras. remasannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi.

Erangan-erangan nikmat menandai keluar masuknya batang kontolnya. Kontol itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu. “Oooohhh..ooooohhh…terusspak….puasin aku……ooohhhhhh……” jeritku seiring dengan naik-turunnya tubuhku. Sambil terus membantu menyodok-nyodok kontolnya, dia jg terus memilin dadaku yang kanan sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah.

Sekitar lima belas menit lamanya kami berpacu dlm gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Tangannya yang tadi lembut mengeraygi dadaku sekarang cenderung kasar. Tapi aku tidak memperdulikan kekasarnya yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan-remasan di dadaku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol.

Pandanganku kabur dan kurasakan lorong memekku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme. “Aaaahhkkkk…!” jeritku histeris, bersamaan dengan derasnya cairan cintaku mengalir diatas kontolnya hingga habis. Aku lalu rubuh ditas tubuhnya yang kurus. Mataku sayu dan tenagaku lemas. Dia masih dibawahku dengan kontol yang masih tegang. Kemudian dia melepaskan kontolnya. Aku rebahan diatas meja menatapnya yang sudah siap-siap melanjutkan ronde selanjutnya. Dielus-elusnya pahaku sambil matanya menatap wajahku. Puas merabai pahaku tangannya kini beralih kedadaku.

“kalo dari dulu saya tahu neng mau dientot seperti ini, sudah saya nikmati terus tubuh neng ini” Katanya sambil meremas-remas dadaku.

“Berarti bisakan Pak, Linda minjam skripsi itu” Tanyaku sambil bergetar menahan ransangangnya.

“Oh..bisa…bisa….jangankan 1, 10 skripsi juga bapak kasih. Asal neng mau bapak entot. He..he..” Katauya cengengesan. Kurang ajar pikirku emang aku pelacur murahan yang bisa dibayar, apalagi dibayar dengan buku. Ini juga gara-gara kepepet. Kalau nggak gara-gara tugas dikumpul besok, mana mungkin aku mau.

“Neng bapak entot sekarang ya. Udah nggak tahan pengen ngeluarin sperma bapak di memek neng” katannya sambil merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar.

“Tapi pelan-pelan ya, pak. Linda masih lemas nih. Tapi kunci dulu pintunya. Ntar ada masuk bisa berabe” Ujarku saat menyadari pintu perpustakaan masih terbuka.

Setelah mengunci pintu itu dari dalam dia lalu mengambil ancang-ancang. Dia berdiri didapanku, Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir memekku yg sudah sangat basah. Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.

Sedetik kemudian, aku merasakan kontolnya mulai menyeruak ke dalam liang memekku. Aku menahan nafas ketika benda panjang itu kembali masuk kerongga kenikmatanku.

“Aaakkhh…!” erangku lirih sambil menggigit bibirku saat kontolnya melesak masuk ke dalamku.

Sesak, penuh, tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Dia lalu menggerakkan pinggangnya naik-turun. Kontolnya menggesek-gesek memekku dengan pelan dan lambat. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat.

Pak Rio makin cepat dan makin keras mengocok memekku, aku sendiri sudah merem-melek tidak tahan merasakan nikmat yang terus-terusan mengalir dari dalam memekku. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing. Kepalaku kugeleng-gelengkan ke kiri dan kekanan. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas-remasnya dgn brutal. Keringatku bercucuran akibat sensasi nikmat.

Pak Revan menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dalam tubuhku hingga aku memekik keras setiap kali kejantanannya menyentak ke dalam. Sungguh nimat yang kurasakan. Aku sudah bisa menerima permaianan kasarnya. “Oooh… Terus Pak , enak banget… Yahhh!” aku tak kuasa untuk tidak mengekspresikan kenikmatan yang kurasakan dengan leguhan dan desahan.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian dia membalik tubuhku. Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, sehingga kini pantatku pun menungging ke arahnya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Aku yang masih lemas hanya bisa mngangkat pinggulku sedikit ,sedangkan kepalaku tetap tertunduk dimeja. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan kontolnya itu ke memekku. ia menyetubuhiku dari belakang.

Dlm posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dlm, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di meja perpustakaan. Dia menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan ini. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap kosong ketumpukan buku-buku dilemari.

Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel di meja kini menggantung bebas. Dengan begitu tangannya bisa menggeraygi payudaraku. Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Bahkan sesekali ditamparnya pantatku,sehingga aku tak kuasa untuk tidak mengerang. 10 menit kemudian dia bahkan lebih memperhebat serangannya. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.

“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang nikmat, tubuhku mengejang hebat dan kedua tanganku mencengkram kuat pinggir meja itu.

Ya…aku telah orgasme. Cairan orgasmeku rasanya tertumpah semua membasahi selangkangan dan sebagian meleleh di pahaku. Lemas sekali rasanya, nafasku terputus-putus dgn posisi tubuh bagian rebahan di meja itu. Namun si penjaga perpustakaan itu masih bersemangat menggenjotku, tenaganya lumayan juga pikirku. Baru sekitar lima menit kemudian ia melenguh mencapai orgasemenya. Ia mencabut kontolnya dari memekku dan cret…cret, kurasakan cairan hangat tertumpah di pantat dan punggungku.

“Uuuhh…puas Neng…memek Neng emang yahud euy!” ceracaunya sambil mengocok kontolnya mengeluarkan sisa spermanya.

“Ini Neng… ditelen biar ga mubazir, enak deh!” katanya sambil menyodorkan jarinya yang belepotan sperma.

Aku membuka mulut serta-merta mengulum jarinya dengan gaya yang nakal. Kami berpelukan sejenak sambil sesekali berciuman sebelum akhirnya berpakaian kembali dan pria itu menyerahkan buku yang kubutuhkan padaku.

“Pokoknya Neng, kalau mau pinjem apa aja tinggal bilang ke Bapak, pasti Bapak usahain” katanya mengobral janji.

“Huuu…dikasih daging mentah aja lu baru baik, dasar mental pejabat!” omelku dlm hati.

“Iya, makasih ya Pak, Linda pulang dulu yah!” aku pamitan dengan memasang senyum manis padanya.

Itulah sepenggal kisahku dengan Pak Rio penjaga perpustakaanku. Bisa ditebak, sejak saat itu aku nggak kesusahan dalam meminjam buku skripsi diperpustakaan. Walau terkadang aku harus melayani nafsunya. Itu tidak masalah buatku karena aku memang suka bercinta. Malah penjaga perpustakaan lainnya juga ikut menikmati tubuhku.

Kami pernah bercinta tiga orang sekaligus dimana aku Pak Rio dan seorang penjaga perpustakaan yang lainnya. Aku mereguk kenikmatan yang tinggi dengan menjadi bulan-bulanan pelampiasan nafsu keduanya. Tunggu kisahku saat aku mengajak kedua penjaga perpustakaan itu beserta dua orang teman ceweku yang lain mengadakan pesta skandal bercinta di villaku.



Tidak ada komentar